<$BlogMetaData$>

Friday, July 27, 2007

Pantulan Bulan Bukan Bulan

Hiduplah segerombolan monyet yang tinggal di sebuah hutan. Pada suatu hari, ketika mereka sedang bersenang-senang, mereka melihat pantulan bulan di dalam sumur, serta-merta pemimpin monyet berteriak panik: "Teman-teman, bulan jatuh ke dalam sumur! Sekarang kita tidak punya bulan lagi. Kita harus mengambil bulan itu!" Monyet-monyet lainnya mengiyakan: "Ayo kita ambil bulaaan!"Jadilah segerombolan monyet tersebut bersidang membahas cara mengambil bulan yang "jatuh". Akhirnya pemimpin monyet mencetuskan ide "cemerlang": "Kita semua harus membentuk rantai, dengan begitu kita bisa mengambil bulan itu dari sumur."Begitulah, mereka lalu membentuk rantai; monyet pertama bergelayut pada dahan pohon, monyet kedua berpegangan pada ekor monyet pertama, begitu seterusnya dengan monyet-monyet berikutnya. Ketika mereka sudah bergelayutan satu pada yang lainnya, tak dinyana-nyana dahan pohon itu patah, tak kuat menahan beban.
Seluruh pasukan monyet itu pun jatuh ke dalam sumur, mati mengenaskan.Sang Guru yang kebetulan melihat kejadian itu berujar: "Jika para dungu memiliki pemimpin yang sama dungunya, mereka semua akan hancur seperti pasukan monyet yang ingin mengambil pantulan bulan dari dalam sumur."Bergaul dengan para dungu hanya membawa kehancuran, bergaul dengan para bijak akan membawa kebahagiaan. Lebih baik menjalani kehidupan ini sendiri alih-alih bergaul dengan para dungu yang membawa petaka.Banyak yang mengatakan bahwa monyet mirip dengan manusia (atau malah manusialah yang mirip dengan monyet?), tapi yang jelas manusia juga mudah terjebak dalam khayalan dan angan-angannya sendiri, sampai akhirnya manusia benar-benar kehilangan arah dan tujuan sebenarnya hidup ini; menganggap pantulan bulan sebagai bulan.

ngendok banget (sama begonya)
Bookmark and Share
posted by Rahmad at 6:58 AM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home