<$BlogMetaData$>

Thursday, October 05, 2006

Hiburan Ringan



orang gila ini, ngga keliatan sintingnya kalo lagi begini :P

Waktu pertama denger musik orang ini dan gerombolannya, telinga saya yang terbungkus headset terasa seperti disengat tawon. Kalimat yang pertama terbit di kepala cuma satu : ini apa sih ?. Saya biasa mendengar versi raresities Nirvana (baca ; Kurt, Chris dan Dave sedang mabuk dan mengamuk), tapi yang ini lebih parah. Langsung headset saya lepas. Oke, saya mengalah. Saya sambungkan soundcard ke speaker saja supaya lebih lunak. Lagian, mungkin tadi saya salah plih lagu. Saya lewati "bangkai" dan beralih ke lagu berikut. "Apa yang kita percaya", membuat keadaan makin parah. Saya jatuh terjengkang ke belakang kursi. Ini tidak bisa dimaafkan. Kamu tau seng yang digesek pake pecahan beling dan dipukuli pada saat yang bersamaan ?. Nah itulah, ditambah suara orang menggerung-gerung ditengahnya. Maka dengan segenap kesadaran yang tersisa saya bersiap meng-close- windows mp3. Ah, mungkin band-band lain lebih berbudi luhur dan sopan dalam menyenangkan pendengarnya.Tapi, hei, apa ini ?. "dosa ini takkan pernah berakhir" seketika menghentikan syaraf motorik saya. Wadaw, batin saya, yang ini lumayan juga. Ngga begitu jelek. Bebunyian gitar yang mirip suara biola dibakar dan dibunyikan ditambah distorsi kotor. (Terima kasih Tuhan) ini membuat saya urung mematikan mp3. Lagu berikutnya adalah bantu kami melihat. Rasa percaya diri saya pulih dan bersiap menyimak apa lagi yang akan mereka muntahkan. Ternyata "bantu kami melihat". Dan, eh ?, muntah ?!. Ngga !. Ternyata mereka ngga muntah-muntah. Tanpa memaki. Tanpa dendam. Mereka menjerit marah tanpa sumpah serapah. Wah !. kerrreeen.Lagu berikutnya iman saya makin kuat, biarpun telinga ini masih saya dengan pengamanan maksimum buat mengantispasi derasnya beat pada lagu selanjutya. Dan saya terkejut. Sumpah terkejut. Orang-orang ini pandai sekali memainkan emosi.
Setelah semua lagu dengan tempo tinggi, saya seperti dihidangkan segelas soda susu dan kue sus di sore-sore yang panas. Anjirrr, "lagu hujan" benar-benar membuat saya melongo. Saya putar lagu itu sekali, dua kali, sampai 5 kali. Masih kurang, lagu itu saya putar 8 kali. Segera saja googling buat cari liriknya. Ketemu !. Well, mungkin saya yang ge-er. Mungkin saya ketinggalan jaman. Mungkin saya apapun, tapi membaca liriknya sambil mendengar lagu hujan dengan volume setengah, man, saya hampir menangis waktu itu. Seolah-olah otong datang sendiri dan bilang : inih, de, lagu buat kamu.Dari dulu saya ngga pernah suka band yang memuat pemain keyboard di dalamnya. Apalagi synth. Tapi ini ?, gitar-bass-drum-dan backsound suara tonggeret ? ... ANJING !!!.
Oh, ternyata ini band industrial. Oh, ternyata ada ya, band kita, band Indonesia tercinta, band lokal, yang bisa bikin musik gini. Oh, ada ya, band yang bisa bikin lirik pake bahasa Indonesia jadi lagu seperti ini. Oh, ternyata ada ya, band yang bisa marah tanpa kata-kata jorok dan kasar. Oh, ternyata ada ya, band yang bikin lagu yang emosional tanpa ter-emo-emo, tanpa terdengar culun dan banci. Ngga kaya yang di tipi-tipi...Perfect, man, setidaknya buat saya.Saya ingat beberapa waktu kemudian saya dapat kesempatan nonton live-nya di sebuah GOR di Bandung. Saya pikir, percuma band bagus tapi tanpa live-act yang heboh. Waktu itu saya sempet pesimis juga.
Acaranya ngga begitu ramai. Saya datang waktu band pembuka main. Beberapa penonton berjingkrakan di depan macam jentik nyamuk di bak mandi. Sisanya duduk-duduk malas dengan berjongkok. Tapi begitu 4 orang dengan kostum ala pemain bokep sadisme itu naik panggung, entah darimana datangnya tiba-tiba ratusan orang merangsek kedepan. Saya yang lagi bingung spontan terseret ke depan. Sebelum lagu dimulai seorang berbadan kurus bergimbal sampai ke pantat maju ke depan dan bicara dengan logat sunda yang kental: " silahkan, mari kesini bersenang-senang. Yang mabuk di sisi kiri sajah. Sedangkan yang belum, silahkan minum dan bergerak ke kiri juga. Tapi sebelum itu marilah kita berdoa agar ...". Bangsat !. Saya nyengir lebar-lebar. Ini bajingannya ternyata !.Damn!.
Saya ngga akan pernah lupa gimana saya mandi keringat menahan haru ditengah ratusan orang asing yang sama-sama bergerak ke kiri dan ke kanan ditengah lagu hujan yang dimainkan. Lagu demi lagu dimainkan dengan susunan yang pas. Tidak ada acara minum darah. Tidak ada acara pukul-pukulan. Tidak ada teriakan "piss" dari anggota band. Tapi semuanya tertib tanpa bentrokan sama sekali. Bahkan setelah semuanya berakhir, pun tetap tertib. Penonton pulang dengan wajah puas, tanpa ribut minta sebuah lagu lagi, tanpa kerumunan minta tanda tangan, tanpa acara foto bareng. Padahal ketika para kru membereskan peralatan panggung, para personil tampak santai duduk-duduk di pinggir panggung. Masih dengan kostum perang, Otong kelihatan memangku anaknya yang masih kecil.Panggil mereka orang aneh, panggil mereka penyayat telinga, tapi mereka punya sesuatu yang dibutuhkan semua pemain band : semangat, orsinialitas, dan well, racun yang bisa menyebar kemana-mana.

Semoga anda suka, jika anda tidak suka kami tidak peduli... horeeee(Otong)

DIAMBIL DARI BLOG 'LELAHLUKA'
Bookmark and Share
posted by Rahmad at 2:30 AM 0 comments