<$BlogMetaData$>

Saturday, March 31, 2007

Hari Ini

Yang pertama;

Hari kemarin. Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja...

Yang kedua:

hari esok. Hingga mentari esok hari terbit, Anda tak tahu apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; biarkan saja...


Yang tersisa kini hanyalah hari ini.

Pintu masa lalu telah tertutup,
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan
hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.

Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan
pikiran yang rumit.

Hiduplah apa adanya.
Karena yang ada hanyalah hari ini, hari ini yang abadi.

Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat,
meski mereka berlaku buruk pada anda.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita
sudah berganti.
Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena
siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri
Bookmark and Share
posted by Rahmad at 8:11 AM 0 comments

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur? ketika
kita menangis? ketika kita membayangkan ? ketika
kita berciuman?
Ini karena hal terindah di dunia TIDAK
TERLIHAT......

Kita semua agak aneh...dan hidup sendiri juga agak
aneh...
Dan ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya
SEJALAN dengan kita..kita bergabung dengannya dan
jatuh ke dalam
suatu keanehan serupa yang dinamakan CINTA..

Ada hal2 yang tidak ingin kita lepaskan..
Orang2 yang tidak ingin kita tinggalkan...
Tapi ingatlah...melepaskan BUKAN akhir dari dunia..
melainkan awal suatu kehidupan baru..

Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis, mereka
yang tersakiti, mereka yang telah mencari...dan
mereka yang telah mencoba.....
Karena MEREKALAH yang bisa menghargai betapa
pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan
mereka..

CINTA yang AGUNG?
Adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH
peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu
MASIH menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan
kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut
berbahagia untukmu'

Apabila cinta tidak berhasil...BEBASKAN dirimu...
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan
terbang ke alam bebas LAGI ..

Ingatlah...bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya.. tapi..ketika cinta itu mati..kamu
TIDAK perlu mati bersamanya...
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh.

Entah bagaimana...dalam perjalanan kehidupan, kamu
belajar tentang dirimu sendiri..dan menyadari bahwa
penyesalan tidak seharusnya ada.
HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan2 kehidupan
yang telah kau buat.

TEMAN SEJATI...
Mengerti ketika kamu berkata 'Aku lupa..'
Menunggu selamanya ketika kamu berkata 'Tunggu
sebentar'
Tetap tinggal ketika kamu berkata 'Tinggalkan aku
sendiri'
Membuka pintu meski kamu BELUM mengetuk dan berkata
'Bolehkah saya masuk?'

MENCINTAI...
BUKANlah bagaimana kamu melupakan..melainkan
bagaimana kamu MEMAAFKAN..
BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan..melainkan
bagaimana kamu MENGERTI..
BUKANlah apa yang kamu lihat..melainkan apa yang
kamu RASAKAN..
BUKANlah bagaimana kamu melepaskan..melainkan
bagaimana kamu BERTAHAN..

Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam
hati...dibandingkan menangis tersedu2..
Air mata yang keluar dapat dihapus..sementara air
mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak
akan pernah hilang..

Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang..
Tapi ketika CINTA itu TULUS, meskipun kalah, kamu
TETAP MENANG hanya karena kamu berbahagia..dapat
mencintai seseorang..LEBIH dari kamu mencintai
dirimu sendiri..

Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti
mencintai seseorang BUKAN karena orang itu berhenti
mencintai kita MELAINKAN karena kita menyadari
bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita
melepaskannya.

Apabila kamu benar2 mencintai seseorang, jangan
lepaskan dia..
Jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamu
benar2 mencintai MELAINKAN...BERJUANGLAH demi
cintamu Itulah CINTA SEJATI

Lebih baik menunggu orang yang kamu inginkan
DARIPADA berjalan bersama orang 'yang tersedia'
Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai DARIPADA
orang yang berada di sekelilingmu.

Lebih baik menunggu orang yang tepat kerena hidup
ini terlalu singkat untuk dibuang dengan hanya
dengan 'seseorang'
Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang
yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman
yang membawamu ke dalam pelukannya dan menangis
bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari.

Bagaimana dengan Anda.....?
Bookmark and Share
posted by Rahmad at 4:41 AM 0 comments

I cried for my brother six times

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat
terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang
mana semua gadis disekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat dikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya."Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!" Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku
mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!"

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. sudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan
kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia
lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..." Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah
>dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku." Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!" Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini." Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.

Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas). Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!"

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?" Dia menjawab,tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"

Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..."

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu." Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya. "Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..." Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."

Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela
keputusannya. "Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa
yang akan dikirimkan?"

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar
kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!" "Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang
gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah
kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. "Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Diterjemahkan dari : "I cried for my brother six times"
Bookmark and Share
posted by Rahmad at 4:25 AM 0 comments

When You Divorce Me, Carry Me Out in Your Arms

Pada hari pernikahanku,aku membopong istriku. Mobil
pengantin berhenti didepan flat kami yg cuma berkamar satu. Sahabat2ku
menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil.
Jadi kubopong ia memasuki rumah kami. Ia kelihatan malu2. Aku adalah
seorang pengantin pria yg sangat bahagia.


Ini adalah kejadian 10 tahun yg lalu. Hari2 selanjutnya
berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening: Kami mempunyai
seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan
banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kami
pun semakin surut.


Ia adalah pegawai sipil. setiap pagi kami berangkat
kerja bersama2 dan sampai dirumah juga pada waktu yg bersamaan. Anak
kami sedang belajar di luar negeri. Perkimpoian kami kelihatan bahagia.
Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yg tidak
kusangka2.

Dee hadir dalam kehidupanku. Waktu itu adalah hari yg
cerah. Aku berdiri di balkon. dengan Dee yg sedang merangkulku. Hatiku
sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. ini adalah apartment yg
kubelikan untuknya.

Dee berkata , "kamu adalah jenis pria terbaik yg menarik
para gadis. "Kata2nya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami
baru menikah,istriku pernah berkata, "Pria sepertimu,begitu sukses, akan
menjadi sangat menarik bagi para gadis. " Berpikir tentang ini, Aku
menjadi ragu2. Aku tahu kalo aku telah menghianati istriku.
Tapi aku tidak sanggup menghentikannya. Aku melepaskan tangan Dee dan
berkata, "kamu harus pergi membeli beberapa perabot, O.K.?.Aku ada
sedikit urusan dikantor" Kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah
berjanji menemaninya. Pada saat tersebut, ide perceraian menjadi semakin
jelas dipikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin.


Bagaimanapun,aku merasa sangat sulit untuk membicarakan
hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun ku jelaskan, ia pasti akan
sangat terluka. Sejujurnya,ia adalah seorang istri yg baik. Setiap malam
ia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk santai didepan TV.


&nb! sp; Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV
sama2. Atau, Aku akan menghidupkan komputer,membayangkan tubuh Dee. Ini
adalah hiburan bagiku.


Suatu hari aku berbicara dalam guyon, "seandainya kita
bercerai, apa yg akan kau lakukan? " Ia menatap padaku selama beberapa
detik tanpa bersuara. Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah
sesuatu yg sangat jauh dari ia. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia
akan menghadapi kenyataan jika tahu bahwa aku serius.


Ketika istriku mengunjungi kantorku, Dee baru saja
keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata
penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama
berbicara dengan ia.. Ia kelihatan sedikit kecurigaan Ia berusaha
tersenyum pada bawaha! n2ku. Tapi aku membaca ada kelukaan di matanya.

Sekali lagi, Dee berkata padaku," He Ning, ceraikan ia,
O.K.? Lalu kita akan hidup bersama." Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak
boleh ragu2 lagi. Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, ku
pegang tangannya,"Ada sesuatu yg harus kukatakan" Ia duduk diam dan
makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka dimatanya. Tiba2
aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu kalo aku terus berpikir.
"aku ingin bercerai", ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang.
Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata2ku, tapi ia bertanya secara
lembut,"kenapa?" "Aku serius. " Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban
ini membuat ia sangat marah. Ia melemparkan sumpit dan berteriak
kepadaku,"Kamu bukan laki2!" .


! Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang
menangis.. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yg telah terjadi dengan
perkimpoian kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yg memuaskan
sebab hatiku telah dibawa pergi oleh Dee.


Dengan perasaan yg amat bersalah, Aku menuliskan surai
perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari
perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa
bagian.. Aku merasakan sakit dalam hati. Wanita yg telah
10 tahun hidup bersamaku sekarang menjadi seorang yg asing dalam
hidupku. Tapi aku tidak bisa mengembalikan apa yg telah kuucapkan.


Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku,dimana hal
tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan
suatu pembeb! asan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam
beberapa minggu ini dan sekarang sungguh2 telah terjadi ..

Pada larut malam,aku kembali ke rumah setelah menemui
klienku. Aku melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera
ketiduran .Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih
menulis. Aku tertidur kembali. Ia menuliskan syarat2 dari perceraiannya:
ia tidak menginginkan apapun dariku, tapi aku harus memberikan waktu
sebulan sebelum menceraikannya,dan dalam waktu sebulan itu kami harus
hidup bersama seperti biasanya. Alasannya sangat sederhana: Anak kami
akan segera menyelesaikkan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan
lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami.
Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya," He Ning, apakah kamu
masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari
pernikahan kita? Pertanyaan ini tiba2 mengembalikan beberapa kenangan
indah kepadaku . Aku mengangguk dan mengiyakan. "Kamu membopongku
dilenganmu", katanya,


"jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap
membopongkuku pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir
bulan ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke
pintu ."Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa
kenangan indah yg telah berlalu dan berharap perkimpoiannya diakhiri
dengan suasana romantis.

Aku memberitahukan Dee soal syarat2 perceraian dari
istriku. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya.
"Bagaimanapun trik yg ia lakukan,ia harus menghadapi hasil dari
perceraian ini," ia mencemooh. Kata2nya me! mbuatku merasa tidak enak.

Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak
kukatakan perceraian itu. kami saling menganggap orang asing. Jadi
ketika aku membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah.
Anak kami menepuk punggung kami,"wah, papa membopong mama, mesra sekali"
Kata2nya membuatku merasa sakit.. Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu
ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan ia dalam lenganku.


Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut," mari kita
mulai hari ini,jangan memberitahukan pada anak kita."Aku mengangguk,
merasa sedikit bimbang.Aku melepaskan ia di pintu. Ia pergi menunggu
bus, dan aku pergi ke kantor.


Pada hari kedua, bagi! kami terasa lebih mudah. Ia
merebah di dadaku, Kami begitu dekat sampai2 aku bisa mencium wangi di
bajunya. Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan
mesra wanita ini. Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi.beberapa kerut
tampak di wajahnya. Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, "kebun diluar
sedang dibongkar.hati2 kalau kamu lewat sana."


Hari keempat,ketika aku membangunkannya,aku merasa kalau
kami masih mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong
kekasihku dilenganku.


Bayangan Dee menjadi samar. Pada hari kelima dan enam,
ia masih mengingatkan aku beberapa hal,seperti,dimana ia telah menyimpan
baju2ku yg telah ia setrika, aku harus hati2 saat memasak, dll. Aku
mengangguk. Perasaan kedekatan terasa semakin er! at. Aku tidak
memberitahu Dee tentang ini.


Aku merasa begitu ringan membopongnya.Berharap setiap
hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya,
"kelihatannya tidaklah sulit membopongmu sekarang"

Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk
membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa
menemukan yg cocok. Lalu ia melihat,"semua pakaianku kebesaran". Aku
tersenyum.Tapi tiba2 aku menyadarinya sebab ia semakin kurus itu
sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan bukan disebabkan aku
semakin kuat. Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati. Sekali
lagi , aku merasakan perasaan sakit

Tanpa sadar ku ! sentuh kepalanya. Anak kami masuk pada
saat tersebut. "Pa,sudah waktunya membopong mama keluar" Baginya,
melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian yg
penting . Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan
merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan
berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah ia dilenganku,
berjalan dari kamar tidur,melewati ruang duduk ke teras Tangannya
memegangku secara lembut dan alami. aku menyanggah badannya dengan kuat
seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan agak
pucat dan kurus, membuatku sedih.


Pada hari terakhir,ketika aku membopongnya dilenganku,
aku melangkah dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. ia
berkata, "sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita
tua" Aku memeluknya dengan kuat dan berkata "anta! ra kita saling tidak
menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra".

Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya.
Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku berubah. Aku menaiki
tangga.


Dee membuka pintu. Aku berkata padanya," Maaf Dee, Aku
tidak ingin bercerai. Aku serius". Ia melihat kepadaku, kaget. Ia
menyentuh dahiku."Kamu tidak demam". Kutepiskan tanganya dari
dahiku"maaf, Dee,Aku cuma bisa bilang maaf padamu, Aku tidak ingin
bercerai.


Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan
aku tidak bisa merasakan nilai2 dari kehidupan,bukan disebabkan kami
tidak saling mencintai lagi. Sekarang aku mengerti sejak aku
membopongnya m! asuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan
menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu" Dee tiba2 seperti
tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu dgn
kencang dan tangisannya meledak. Aku menuruni tangga dan pergi ke
kantor. Dalam perjalanan aku melewati sebuah toko bunga, ku pesan sebuah
buket bunga kesayangan istriku Penjual bertanya apa yg mesti ia tulis
dalam kartu ucapan? Aku tersenyum, dan menulis :

" Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua.."
Bookmark and Share
posted by Rahmad at 4:10 AM 0 comments

Thursday, March 29, 2007

Kisah Daun, Pohon, & Angin

POHON

Orang2 memanggilku "POHON" karena aku sangat baik dalam menggambar
pohon.
AKU selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan sebagai trademark
pada semua lukisanku.
AKU telah berpacaran sebanyak 5 kali...
Ada satu wanita yang sangat AKU cintai..tapi AKU tidak punya keberanian
untuk mengatakannya. ..
Dia tidak cantik..tidak memiliki tubuh yang sexy..
Dia sangat peduli dengan orang lain..religius tapi..dia hanya wanita
biasa saja.
AKU menyukainya. .sangat menyukainya. .Gayanya yang innocent dan apa
adanya..kemandirian nya..kepandaiann ya dan kekuatannya. ..
Alasan AKU tidak mengajaknya kencan karena...
AKU merasa dia sangat biasa dan tidak serasi untukku...
AKU takut...jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan
hilang...
AKU takut kalau gosip2 yang ada akan menyakitinya. ..
AKU merasa dia adalah "sahabatku". ..
AKU akan memilikinya tiada batasnya...tidak harus memberikan semuanya
hanya untuk dia...
Alasan yang terakhir..membuat dia menemaniku dalam berbagai pergumulan
selama 3 tahun ini...
Dia tau AKU mengejar gadis2 lain dan AKU telah membuatnya menangis
selama 3 tahun...
Ketika AKU mencium pacarku yang ke-2 terlihat olehnya...
Dia hanya tersenyum dengan berwajah merah..."lanjutkan saja" katanya,
setelah itu pergi meninggalkan kami.
Esoknya, matanya bengkak..dan merah...
AKU sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis...
but AKU tertawa...bercanda dengannya seharian di ruang itu...
Di sudut ruang itu dia menangis...dia tidak tau bahwa AKU kembali untuk
mengambil sesuatu yang tertinggal.. .
Hampir 1 jam kulihat dia menangis disana....
Pacarku yang ke-4 tidak menyukainya. ..
Pernah sekali mereka berdua perang dingin, AKU tau bukan sifatnya untuk
memulai perang dingin...
Tapi AKU masih tetap bersama pacarku...
AKU berteriak padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan
kaget...
AKU tidak memikirkan perasaannya dan pergi meninggalkannya bersama
pacarku...
Esoknya masih tertawa dan bercanda denganku seperti tidak ada yang
terjadi sebelumnya.. .
AKU tau dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak tau bahwa sakit
hatiku sama buruknya dengan dia...
AKU juga sedih...
Ketika AKU putus dengan pacarku yang ke 5, AKU mengajaknya pergi...
Setelah kencan satu hari itu, AKU mengatakan bahwa ada sesuatu yang
ingin kukatakan padanya...
Dia mengatakan bahwa kebetulan sekali bahwa dia juga ingin mengatakan
sesuatu padaku...
AKU cerita tentang putusnya AKU dengan pacarku...
Dia berkata bahwa dia sedang memulai suatu hubungan dengan seseorang...
AKU tau pria itu...dia sering mengejarnya selama ini...Pria yang baik,
penuh energi dan menarik...
AKU tak bisa memperlihatkan betapa sakit hatiku, AKU hanya tersenyum dan
mengucapkan selamat padanya...
Ketika sampai di rumah, sakit hatiku bertambah kuat dan AKU tidak dapat
menahannya.. .
Seperti ada batu yang sangat berat didadaku...AKU tak bisa bernapas dan
ingin berteriak namun apa daya...
Air mataku mengalir tak terasa aku menangis karenanya...
Sudah sering AKU melihatnya menangis untuk pria yang mengacuhkan
kehadirannya. ..
Handphoneku bergetar...ternyata ada SMS masuk...SMS itu dikirim 10 hari
yang lalu ketika aku sedih dan menangis...
SMS itu berbunyi,"DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON
tidak memintanya untuk tinggal?"


DAUN

AKU suka mengoleksi daun-daun, kenapa ?
Karena AKU merasa bahwa DAUN untuk meninggalkan pohon yang selama ini
ditinggali membutuhkan banyak kekuatan.
Selama 3 thn AKU dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi
"Sahabat" .
Tapi ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kalinya...
AKU mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku pelajari
sebelumnya - CEMBURU...
Perasaan di hati ini tidak bisa digambarkan dengan menggunakan Lemon.
Hal itu seperti 100 butir lemon busuk. Mereka hanya bersama selama 2
bulan...
Ketika mereka putus, AKU menyembunyikan perasaan yang luar biasa
gembiranya.
Tapi sebulan kemudian dia bersama seorang gadis lagi...
AKU menyukainya dan AKU tau bahwa dia juga menyukaiku, tapi mengapa dia
tidak mau mengatakannya?
Jika dia mencintaiku, mengapa dia tidak memulainya dahulu untuk
melangkah?
Ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku sedih...
Waktu berjalan dan berjalan, hatiku sedih dan kecewa...
AKU mulai mengira bahwa ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan...
Tapi..mengapa dia memperlakukanku lebih dari sekedar seorang teman?
Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati...AKU tahu
kesukaannya. ..kebiasaannya. ..
Tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa diketahui...
Kau tidak mengharapkan AKU seorang wanita untuk mengatakannya bukan ?
Diluar itu, AKU mau tetap disampingnya. ..memberinya
perhatian... menemani. ..dan mencintainya. ..
Berharap suatu hari nanti dia akan datang dan mencintaiku. ..
Hal itu seperti menunggu telephonenya tiap malam...mengharapka n
mengirimku SMS...
AKU tau sesibuk apapun dia, pasti meluangkan waktunya untukku...
Karena itu, AKU menunggunya. ..3 tahun cukup berat untuk kulalui dan AKU
mau menyerah...Kadang AKU berpikir untuk tetap menunggu...
Dilema yang menemaniku selama 3 tahun ini...
Akhir tahun ke-3, seorang pria mengejarku.. .setiap hari dia mengejarku
tanpa lelah...
Segala daya upaya telah dilakukan walau seringkali ada penolakan
dariku...
AKU berpikir...apakah aku ingin memberikan ruang kecil dihatiku untuknya
?!..
Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk
terbang dari pohon...
Akhirnya, AKU sadar bahwa AKU tidak ingin memberikan Angin ini ruang
yang kecil di hatiku...
AKU tau Angin akan membawa pergi Daun yang lusuh jauh dan ketempat yang
lebih baik...
Akhirnya AKU meninggalkan Pohon...tapi Pohon hanya tersenyum dan tidak
memintaku untuk tinggal...
AKU sangat sedih memandangnya tersenyum ke arahku...
"DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya
untuk tinggal?"


ANGIN

AKU menyukai seorang gadis bernama Daun...karena dia sangat bergantung
pada Pohon..jadi aku harus menjadi ANGIN yang kuat...
Angin akan meniup Daun terbang jauh...
Pertama kalinya..AKU melihat seseorang memperhatikan kami...
Ketika itu, dia selalu duduk disana sendirian atau dengan teman2nya
memerhatikan Pohon...
Ketika Pohon berbicara dengan gadis2, ada cemburu dimatanya...
Ketika Pohon melihat ke arah Daun, ada senyum di matanya...
Memperhatikannya menjadi kebiasaanku. ..seperti daun yang suka melihat
Pohon.
Satu hari saja tak kulihat dia...AKU merasa sangat kehilangan.. .
Di sudut ruang itu, kulihat pohon sedang memperhatikan daun...
Air mengalir di mata daun ketika Pohon pergi...
Esoknya...Ku lihat Daun di tempatnya yang biasa, sedang memperhatikan
Pohon...
AKU melangkah dan tersenyum padanya...Kuambil secarik kertas..kutulis
dan kuberikan padanya...
Dia sangat kaget...
Dia melihat ke arahku, tersenyum dan menerima kertas dariku...
Esoknya...dia datang...menghampir iku dan memberikan kembali kertas
itu...
Hati Daun sangat kuat dan Angin tidak bisa meniupnya pergi, hal itu
karena Daun tidak mau meninggalkan Pohon.
AKU melihat kearahnya... kuhampiri dengan kata2 itu...
Sangat pelan...dia mulai membuka dirinya dan menerima kehadiranku dan
telponku...
AKU tau orang yang dia cintai bukan AKU...tapi AKU akan berusaha agar
suatu hari dia menyukaiku.. .
Selama 4 bln, AKU telah mengucapkan kata Cinta tidak kurang dari 20x
kepadanya...
Hampir tiap kali dia mengalihkan pembicaraan. ..tapi AKU tidak
menyerah...
Keputusanku bulat....AKU ingin memilikinya. ..dan berharap dia akan
setuju menjadi pacarku....
Aku bertanya," apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak pernah membalas?
Mengapa kau selalu membisu?"
Dia berkata, "AKU menengadahkan kepalaku"...
"Ah?" Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar...
"Aku menengadahkan kepalaku" dia berteriak...
Kuletakkan telepon..... .melompat. ...berlari seribu
langkah...kerumahnya...
Dia membuka pintu bagiku...Ku peluk erat-erat tubuhnya...
"DAUN terbang karena tiupan ANGIN atau karena POHON tidak memintanya
untuk tinggal?"
Bookmark and Share
posted by Rahmad at 8:12 AM 0 comments